BIODEGRADASI
Biodegradasi adalah Proses pemecahan atau perombakan yang dilakukan oleh
Mikroorganisme. Dimana perombakan/pemecahan yang dilakukan adalah untuk dapat dimanfaatkan,
terutama dalam bentuk energi. Mikroorganisme pemecah ini tergantung pada
substrat yang dipecahnya. Diantara substratnya adalah: Protein, Lemak dan
Karbohidrat.
BIODEGRADASI MINYAK BUMI
Tumpahan minyak  bumi  di atas 
permukaan impermeabel  atau
bebatuan akan  mengalami  degradasi secara  fotooksidasi. 
Senyawa  logam  organik bertindak  sebagai 
katalisator  sedangkan  senyawa mengandung  sulfur menghambat  proses 
tersebut.  Proses  fotooksidasi 
berjalan  efektif  oleh 
cahaya ultraviolet  pada
panjang  gelombang  < 
400  nm  (Clark 
&  MacLeod 1977).  Atlas dan Bartha (1981) menyebutkan tumpahan
minyak yang terpapar sinar matahari selama 
8  jam  terdegradasi 
0.2  ton per  km2. 
Menurut Floodgate (1984) produk yang dihasilkan melalui fotooksidasi lebih mudah larut dan peka terhadap serangan mikroorganisme tetapi jika terjadi reaksi polimerasi akan terbentuk senyawa rekalsitran yang lebih tahan.
Menurut Floodgate (1984) produk yang dihasilkan melalui fotooksidasi lebih mudah larut dan peka terhadap serangan mikroorganisme tetapi jika terjadi reaksi polimerasi akan terbentuk senyawa rekalsitran yang lebih tahan.
Mikroorganisme
Pendegradasi Hidrokarbon Minyak Bumi 
Keberhasilan biodegradasi 
hidrokarbon minyak  bumi
tergantung  kepada aktivitas  mikroorganisme dan kondisi
lingkungannya.  Menurut  Kadarwati 
et  al.(1994)  mikroorganisme  yang banyak 
hidup dan berperan di lingkungan  hidrokarbon  minyak 
bumi  sebagian besar  adalah bakteri.  Bakteri 
yang  sesuai  harus 
mempunyai  kemampuan  fisiologi dan 
metabolik  untuk  mendegradasi  bahan pencemar 
(Udiharto  et  al. 2000). 
Menurut  Miller (1995)  bakteri 
mampu  beradaptasi  pada 
lingkungan hidrokarbon  melalui  beberapa 
cara,  yaitu: 
(i)       pembentukan
bagian hidrofobik pada dinding sel sehingga meningkatkan afinitas  sel 
terhadap hidrokarbon, 
(ii)              
dihasilkannya  surfaktan 
ektraselular  yang  dapat  meningkatkan  kelarutan 
hidrokarbon dan 
(iii)            
modifikasi  intraselular 
membran sitoplasmik yang dapat mengurangi toksisitas hidrokarbon
terhadap bakteri.
Dalam beberapa hal, lingkungan yang akan dilakukan bioremediasi sudah terdapat
bakteri indigenous tetapi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik perlu  ditambahkan bakteri eksogenous  yang lebih sesuai  (Noegroho 1999). 
Mekanisme
Biodegradasi Hidrokarbon Minyak Bumi 
Bakteri menggunakan hidrokarbon minyak 
bumi  sebagai  sumber 
karbon dan energi  (Atlas  1981; 
Udiharto  1996a).  Proses 
biodegradasi  hidrokarbon minyak
bumi akan menghasilkan CO2, H2O dan biomassa sel (Bossert & Bartha 1984). 
Menurut  Udiharto  et 
al.  (1995)  selama 
aktivitas  berlangsung bakteri mengeluarkan
metabolit-metabolit  ke dalam media
berupa asam,  surfaktan dan gas  yang dapat 
mempengaruhi lingkungannya diantaranya asam  menurunkan pH dan surfaktan menurunkan
tegangan antar muka media. Penurunan tegangan antar  muka 
media  menyebabkan  minyak 
terdispersi  dan  memperbesar 
kontak permukaan  antara bakteri  dan 
minyak  sehingga akan  terjadi 
peningkatan biodegradasi 
hidrokarbon  minyak  bumi. 
Selain  itu,  biomassa 
yang dihasilkan merupakan 
akumulasi  massa  sel 
yang  sebagian  besar 
tersusun oleh protein. Protein dapat 
meningkatkan  kesuburan  tanah 
tercemar  karena  merupakan sumber pupuk nitrogen bagi lahan
yang mendapatkannya.Sebelum 
biodegradasi  berlangsung,  hidrokarbon 
minyak  bumi  akan masuk 
ke dalam  sitoplasma bakteri.  Ada dua 
teori  mekanisme  masuknya hidrokarbon  ke dalam 
sitoplasma.  Pertama,  hidrokarbon 
menjadi  mudah  larut dan 
yang  kedua terjadi adhesi  antara butiran  hidrokarbon 
dengan  cairan dalam sel (Higgins
& Gillbert 1977). Proses 
selanjutnya,  bakteri  memproduksi 
enzim  yang dapat mendegradasi
hidrokarbon minyak bumi. Enzim mendegradasi senyawa tersebut dengan  cara 
mengeksploitasi  kebutuhan bakteri  akan 
energi  (Wisjnuprapto 1996).  Menurut 
Kadarwati  et  al. (1994) 
dalam  pertumbuhannya bakteri  akan mengeluarkan enzim  yang akan bergabung  dengan 
substansi  membentuk senyawa  kompleks 
enzim-substansi,  kemudian  terurai 
menjadi  produk  lain. Enzim tidak  habis 
dalam  reaksi tersebut tetapi dilepaskan  kembali 
untuk  reaksi selanjutnya dengan
substansi lainnya.  Proses  ini terjadi 
berulang-ulang  sampai semua
substansi yang tersedia terpakai Tingkat 
kemudahan  hidrokarbon  minyak 
bumi  didegradasi  oleh bakteri tergantung  kepada 
struktur  dan bobot  molekulnya 
(Atlas  1989).  Secara umum kemampuan biodegradasi naik
dengan kenaikan panjang rantai (Kadarwati et al. 1996). Selama proses
biodegradasi terjadi perombakan fraksi parafinik, naftenik dan aromatik.  Parafinik 
merupakan  fraksi  yang paling 
mudah didegradasi sedangkan naftenik dan aromatik lebih sulit (Leahly
& Colwell 1990). Menurut Udiharto (1996a) kemampuan bakteri mendegradasi
hidrokarbon minyak  bumi berbeda-beda.  Panjang 
rantai  optimum  untuk 
didegradasi  antara 10-20  rantai 
karbon.  Hidrokarbon dengan  panjang 
rantai  kurang dari  9 
sulit didegradasi  karena  senyawa 
ini  bersifat toksik  tetapi 
beberapa  bakteri  tertentu (methanotrop) dapat mendegradasinya.
Beberapa hasil percobaan menunjukkan bahwa: 
(i)                
hidrokarbon  alifatik 
umumnya mudah didegradasi 
daripada aromatik, 
(ii)      hidrokarbon
alifatik rantai lurus umumnya lebih mudah terdegradasi daripada rantai  cabang. 
Introduksi  cabang  ke 
molekul  hidrokarbon  menghambat 
proses biodegradasi,  
(iii)          hidrokarbon  jenuh 
lebih  mudah  terdegradasi 
daripada  yang tidak  jenuh. 
Adanya  ikatan dobel  atau 
tripel  antar  karbon menghambat  proses biodegradasi dan 
(iv)            
hidrokarbon
alifatik rantai panjang lebih mudah didegradasi daripada rantai pendek.
Faktor Lingkungan yang
Mempengaruhi Biodegradasi Hidrokarbon Minyak Bumi yaitu : Kadar Air , Suhu, Oksigen,
pH Tanah, Ketersediaan Nutrisi.
permasalahan :
permasalahan :
- Mengapa hidrokarbon alifatik umumnya lebih mudah didegradasi daripada aromatik, dan jelaskan juga mengapa hidrokarbon alifatik yang memiliki rantai panjang lebih mudah didegradasi daripada rantai pendek.
- Pada artikel diatas dikatakan bahwa Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Biodegradasi Hidrokarbon Minyak Bumi yaitu : Kadar Air , Suhu, Oksigen, pH Tanah, Ketersediaan Nutrisi. Jelaskan masing-masing pengaruh faktor tersebut pada proses biodegradasi.
 
saya akan coba menjawab pertanyyan no 2,
BalasHapusmenurut saya kadar air, suhu, oksigen dan juga ph tanah itu sangat berepngaruh sekali dalam proses biodegrasi, karena Biodegradasi adalah proses dimana bahan organik yang dirobohkan oleh enzim dihasilkan oleh organisme hidup.jadi secara keseluruhan komponen tersebut menunjang hidupnya mikroorganisme yg melakukan biodegradasi tersebut, komponen tersebut merupakan komponen hidupnya mikroorganisme, sihingga terjadilah biodegradasi hidrokarbon minyak bumi, demikian, semoga membantu.
saya akan mencoba menjawab permasalahan saudari ratih yang no 2.
BalasHapus1. Lingkungan
Proses biodegradasi memerlukan tipe tanah yang dapat mendukung kelancaran aliran nutrient, enzm-enzim mikrobial dan air. Terhentinya aliran tersebut akan mengakibatkan terbentuknya kondisi anaerob sehingga proses biodegradasi aerobik menjadi tidak efektif. Karakteristik tanah yang cocok untuk bioremediasi in situ adalah mengandung butiran pasir ataupun kerikil kasar sehingga dispersi oksigen dan nutrient dapat berlangsung dengan baik. Kelembaban tanah juga penting untuk menjamin kelancaran sirkulasi nutrien dan substrat di dalam tanah.
2. Temperatur
Temperatur yang optimal untuk degradasi hidrokaron adalah 30-40oC. Pada temperatur yang rendah, viskositas minyak akan meningkat mengakibatkan volatilitas alkana rantai pendek yang bersifat toksik menurun dan kelarutannya di air akan meningkat sehingga proses biodegradasi akan terhambat. Suhu sangat berpengaruh terhadap lokasi tempat dilaksanakannya bioremediasi.
3. Oksigen
Langkah awal katabolisme senyawa hidrokaron oleh bakteri maupun kapang adalah oksidasi substrat dengan katalis enzim oksidase, dengan demikian tersedianya oksigen merupakan syarat keberhasilan degradasi hidrokarbon minyak. Ketersediaan oksigen di tanah tergantung pada (a) kecepatan konsumsi oleh mikroorganisme tanah, (b) tipe tanah dan (c) kehadiran substrat lain yang juga bereaksi dengan oksigen. Terbatasnya oksigen, merupakan salah satu faktor pembatas dalam biodegradasi hidrokarbon minyak.
4. Nutrien
Mikroorganisme memerlukan nutrisi sebagai sumber karbon, energy dan keseimbangan metabolism sel. Dalam penanganan limbah minyak bumi biasanya dilakukan penambahan nutrisi antara lain sumber nitrogen dan fosfor sehingga proses degradasi oleh mikroorganisme berlangsung lebih cepat dan pertumbuhannya meningkat.
5. Interaksi antar Polusi
Fenomena lain yang juga perlu mendapatkan perhatian dalam mengoptimalkan aktivitas mikroorganisme untuk bioremediasi adalah interaksi antara beberapa galur mikroorganisme di lingkungannya. Salah satu bentuknya adalah kometabolisme. Kometabolisme merupakan proses transformasi senyawa secara tidak langsung sehingga tidak ada energy yang dihasilkan.
Saya sependapat dg Sdri Tini bahwa mengenai faktor-faktor tsb di bawah ini. Namun saya akan menambahkan mengenai faktor abiotik,seperti tanah bahwa dimana keadaan tanah harus mempunyai sirkulasi udara yg baik.
BalasHapus1. Lingkungan
Proses biodegradasi memerlukan tipe tanah yang dapat mendukung kelancaran aliran nutrient, enzm-enzim mikrobial dan air. Terhentinya aliran tersebut akan mengakibatkan terbentuknya kondisi anaerob sehingga proses biodegradasi aerobik menjadi tidak efektif. Karakteristik tanah yang cocok untuk bioremediasi in situ adalah mengandung butiran pasir ataupun kerikil kasar sehingga dispersi oksigen dan nutrient dapat berlangsung dengan baik. Kelembaban tanah juga penting untuk menjamin kelancaran sirkulasi nutrien dan substrat di dalam tanah.
2. Temperatur
Temperatur yang optimal untuk degradasi hidrokaron adalah 30-40oC. Pada temperatur yang rendah, viskositas minyak akan meningkat mengakibatkan volatilitas alkana rantai pendek yang bersifat toksik menurun dan kelarutannya di air akan meningkat sehingga proses biodegradasi akan terhambat. Suhu sangat berpengaruh terhadap lokasi tempat dilaksanakannya bioremediasi.
3. Oksigen
Langkah awal katabolisme senyawa hidrokaron oleh bakteri maupun kapang adalah oksidasi substrat dengan katalis enzim oksidase, dengan demikian tersedianya oksigen merupakan syarat keberhasilan degradasi hidrokarbon minyak. Ketersediaan oksigen di tanah tergantung pada (a) kecepatan konsumsi oleh mikroorganisme tanah, (b) tipe tanah dan (c) kehadiran substrat lain yang juga bereaksi dengan oksigen. Terbatasnya oksigen, merupakan salah satu faktor pembatas dalam biodegradasi hidrokarbon minyak.
4. Nutrien
Mikroorganisme memerlukan nutrisi sebagai sumber karbon, energy dan keseimbangan metabolism sel. Dalam penanganan limbah minyak bumi biasanya dilakukan penambahan nutrisi antara lain sumber nitrogen dan fosfor sehingga proses degradasi oleh mikroorganisme berlangsung lebih cepat dan pertumbuhannya meningkat.
5. Interaksi antar Polusi
Fenomena lain yang juga perlu mendapatkan perhatian dalam mengoptimalkan aktivitas mikroorganisme untuk bioremediasi adalah interaksi antara beberapa galur mikroorganisme di lingkungannya. Salah satu bentuknya adalah kometabolisme. Kometabolisme merupakan proses transformasi senyawa secara tidak langsung sehingga tidak ada energy yang dihasilkan.
jawaban no 2.
BalasHapusKemampuan mikroorganisme mendegradasi minyak bumi dan produk-produknya tergantung pada adaptasi dan fisiologis mikroorganisme tersebut dengan lingkungannya. Disamping itu, faktor lingkungan juga akan menentukan kecepatan biodegradasi. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi biodegradasi minyak bumi antara lain adalah: temperatur, oksigen, pH dan nutrisi.
a. Temperatur
Temperatur merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi biodegradasi senyawa hidrokarbon. Terutama terhadap proses metabolisme dan laju pertumbuhan bakteri. Secara umum, peningkatan suhu berpengaruh terhadap aktivitas enzim. Diluar temperatur optimum pertumbuhan bakteri menjadi lambat atau tidak ada pertumbuhan (Lay, 1994).
b. Oksigen
Mikroorganisme membutuhkan oksigen baik dalam bentuk oksigen bebas yang diperoleh dari udara maupun oksigen yang terlarut dalam air. Oksigen mempunyai arti penting dalam biodegradasi minyak bumi. Oksigen digunakan untuk proses reaksi oksidasi dan respirasi mikroorganisme. Sebagian besar mikroorganisme pendegradasi minyak bumi tergolong dalam mikroorganisme aerob (Jordan dan Payne, 1980).
Oksigen merupakan komponen penting yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri pada lingkungan hidrokarbon. Oksigen digunakan untuk mengaktiflcan enzim oksigenese dalam mendegradasi senyawa hidrokarbon (Sharpley. 1966). Pertumbuhan bakteri akan terhambat pada kondisi oksigen yang terbatas. Kebutuhan oksigen dapat dipenuhi dengan aerasi yaitu dengan cara pengocokan dengan shaker (Morre-Landecker. 1996 cit Alpentri. 1999).
c. pH
Kemampuan bakteri mendegradasi senyawa hidrokarbon juga dipengaruhi oleh pH, karena pH menentukan optimalnya aktivitas enzim. Bakteri secara umum memiliki pH sekitar 7 (Lay, 1992).
d. Nutrisi
Unsur karbon yang terdapat pada minyak bumi digunakan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Selain nutrisi dari swnber karbon, mikroorganisme juga membutuhkan nutrisi tambahan. Nutrisi tambahan berupa nitrogen dan phosfor dapat menstimulasi biodegradasi minyak bumi (Wrenn, Haines, Venesa, Kadkhayan dan Suidan, 1993).
Penambahan amonium sulfat [(NH4)ZS04] sebagai sumber nitrogen dan kaliwn dihidrofosfat (KHZP04) sebagai sumber phosfor sering dipakai dalam percobaan pengulangan pencemaran minyak mentah oleh mikroorganisme (Jordan dan Payne, 1980). Nitrogen berperan dalam pembentukan asam amino, enzim, pembentukan sel dan phosfor berperan untuk pembentukan asam amino, transport energi dan pembentukan senyawa antara dalam reaksi metabolisme dalam sel mikroorganisme tersebut (Griffin, 1981 cit Yojana, 1995).